Friday 28 June 2013

INFINITY NECKLACE (One of my favorites scene of MASK[s]!)



Dengan mudah aku membuka kotak berlapis beludru berwarna tosca itu, lalu meraih benda yang ada didalamnya.
“Angkat rambutmu,” perintahku. Ia menurut dan menggenggam rambutnya dalam satu ikatan tangan, lalu menyingkapkannya melewati bahu, menunggu.
Akhirnya, kalung itu terpasang di lehernya. Liontinnya berbentuk dua huruf ‘S’ dengan satunya dalam posisi terbalik yang bersilangan sehingga bentuknya mirip angka 8 yang mungil. Dua huruf ‘S’ itu adalah inisial nama kami, sedangkan angka 8 yang terbentuk dari keduanya melambangkan Infinity—cinta yang tak terbatas sepanjang masa.


Infinity Heart silver Tiffany & Co. by Mctdesigns. Illustration edited by: Aya Swords

Thursday 27 June 2013

INI DIA LINK-LINK LOMBA MENULIS 2013! Yuk, nulis yuk :-)

http://bentangpustaka.com/2013/06/lomba-cerpen-bareng-onyol/

http://blogdivapress.com/dvp/2013/06/17/lomba-cerpen-teen-horror-horor-teenlit/

http://nurhudayantisaleh.wordpress.com/2013/05/28/lomba-menulis-flashfiction-2013-dl-31-juli-2013/

http://ayaswords.tumblr.com/post/54007195626/lomba-menulis-keajaiban-dunia-bagiku-by-penerbit

Wednesday 26 June 2013

This :'-) WHITE HORSE - TAYLOR SWIFT

Say you're sorry, that face of an angel
(Kau) bilang kau menyesal, wajah malaikatmu itu
Comes out just when you need it to
Keluar hanya saat kau membutuhkannya
As I paced back and forth all this time
Saat aku ragu selama ini
Cause I honestly believed in you
Karena sejujurnya dulu aku percaya padamu
Holding on the days drag on
Berpegangan pada hari-hari lalu
Stupid girl, I should've known
Gadis bodoh, harusnya aku tahu
I should've known
Harusnya aku tahu

CHORUS

I'm not a princess, this ain't a fairytale
Aku bukanlah seorang putri, ini bukan dongeng
I'm not the one you'll sweep off her feet
Aku bukan seorang yang akan kau usap kakinya
Lead her up the stairwell
Menuntunnya naiki tangga
This ain't hollywood, this is a small town
Ini bukanlah hollywood, ini adalah kota kecil
I was a dreamer before you went and let me down
Dulu aku seorang pemimpi sebelum kau datang dan kecewakanku
Now it's too late for you and your white horse
Kini terlambat sudah bagimu dan kuda putihmu
To come around
Untuk datang

Baby I was naïve, got lost in your eyes

Kasih, aku memang naif, terpesona oleh tatapanmu
And never really had a chance
Dan tak punya kesempatan
My mistake, I didn't know to be in love
Salahku, aku dulu tak tahu rasanya jatuh cinta
You had to fight to have the upper hand
Kau harus berjuang tuk dapatkanku
I had so many dreams about you and me
Mimpiku tentang dirimu dan diriku sangat banyak
Happy endings, well now I know
Akhir bahagia, kini aku tahu

CHORUS


And there you are on your knees

Dan kini kau berlutut
Begging for forgiveness, begging for me
Memohon ampunan, memohon padaku
Just like I always wanted, but I'm so sorry. . .
Seperti yang dulu kuinginkan, tapi maafkan aku

Cause I'm not your princess, this ain't a fairytale

Karena aku bukan seorang putri, ini bukanlah dongeng
I'm gonna find someone someday
Kan kutemukan pria lain
Who might actually treat me well
Yang kan perlakukanku dengan baik
This is a big world, that was a small town
Ini adalah dunia yang luas, itu hanyalah kota kecil
There in my rearview mirror disappearing now
Semuanya menghilang di kaca spionku
And it's too late for you and your white horse
Dan terlambat sudah bagimu dan kuda putihmu
Now it's too late for you and your white horse
Kini terlambat sudah bagimu dan kuda putihmu
To catch me now
Untuk mengejarku

Oh try and catch me now

Oh cobalah mengejarku
It's too late to catch me now
Kini terlambat sudah tuk mengejarku

CUPLIKAN-CUPLIKAN KECIL (from my favourite scenes of MASK[s]!)

“Kau tidak benar-benar menyangka kau ini korban kejahatan atau apa bukan? Mengapa wajahmu tegang begitu?” Stefhan meringis.
“Hanya.. terlalu banyak asumsi dalam otakku.” dalihku singkat.
Stefhan meraih tanganku, menggenggamnya lembut lalu menariknya ke bibir. Ia mengecup punggung tanganku. “Simpan dulu asumsi-asumsimu itu, nanti akan kutanyakan lagi satu persatu.”
“Hmmm.” aku tak sanggup berkata-kata. Tak lama, kami sampai di sebuah pintu yang tingginya dua setengah kaki. Pintu itu berwarna coklat polos dengan kenop berwarna emas yang elegan. Stefhan membukanya pelan-pelan dan pintu itu sama sekali tak mengeluarkan suara.
“Ini.. kamarku.” Stefhan memberitahuku.
Kamar itu begitu luas, dua kali lipat lebih besar dari kamar di apartemenku. Dindingnya berwarna abu-abu  pucat, berbeda dengan warna dinding disepanjang sudut dalam rumah yang barusan kami lewati. Diseberang sana, sejajar dengan pintu, terdapat jendela dengan tirai putih yang menjorok keluar. Atap kamar Stefhan miring kearah jendelanya. Disisi kanan-kirinya terdapat masing-masing satu rak buku raksasa seperti yang pernah kulihat sebelumnya. Rak-rak tersebut penuh dengan buku yang tersusun dengan rapi, terlihat sangat baru. Disampingnya terdapat sebuah ranjang serba putih berukuran besar, kerangkanya terbuat dari kayu yang warnanya serupa dengan semua bahan kayu yang terdapat di seluruh interior rumah.
Namun bukan itu yang menarik perhatianku.
Hal yang tak bisa mengalihkan pandanganku adalah topeng-topeng itu. Ada lebih dari 10 lusin topeng menggantung disetiap sudut dinding. Puluhan berkelompok disamping rak buku, puluhan lagi diatas tempat tidur, lalu disebelah lemari dan didekat kamar mandi. Topeng-topeng itu bukan topeng bahan kayu atau plastik yang biasa kau jumpai di pesta-pesta kostum, namun lebih mirip seperti topeng berbahan karet yang biasa dilihat di berita kriminal; yang biasa dipakai seseorang untuk merampok atau semacamnya. Warnanya berbeda-beda, semua jenis warna kulit manusia dari berbagai macam ras. Topeng-topeng ini mempunyai satu macam ekspresi.
“Apa itu?” tanyaku spontan, tak berhasil menyembunyikan nada terkejutku.
“Topeng?” Stefhan menjawab dengan nada bertanya. Aku melihat kearahnya, melihat alisnya mengkerut. Ketara sekali ia khawatir dengan reaksiku.
“Kau mengoleksi topeng? Untuk apa?”
“Hanya.. hobi.” Ia ragu-ragu.
Aku menghampiri sekelompok topeng yang paling dekat dari posisiku berdiri, disamping lemari pakaian—lalu memicingkan mata, memperhatikan. Topeng-topeng itu memiliki bentuk wajah yang berbeda-beda dan hanya memiliki lubang di bagian mata dan lubang hidung. “Bolehkah?” tanyaku. Stefhan mengangguk, mengijinkanku menyentuh salah satu koleksinya. Permukaannya begitu lembut dan dingin.. kenyal seperti agar-agar. Topeng yang kusentuh memiliki janggut di dagunya. Seketika kusentuh bulu-bulu itu, lalu terkesiap.
Topeng ini asli dan sangat mungkin digunakan untuk penyamaran.

Stefhan menghampiriku dengan langkah terseret-seret. “Aku belum bisa menjawab pertanyaan apapun yang kau ajukan untuk mengetahui ada apa dibalik topeng-topeng ini, Shenia.” Dahinya mengkerut, seakan cemas kalau-kalau aku akan memaksa. “Kau mungkin akan mengetahuinya sendiri suatu saat nanti.”


***


Lalu apa yang harus aku lakukan? Bukankah tadi aku berjanji bahwa aku tak peduli siapa, bahkan apa Stefhan itu sebenarnya? Bukankah aku ingin tetap mengikutinya, berkecimpung dalam cerita hidupnya?
Terlalu berbahayakah pilihan itu?
Aku tak bisa memungkiri bahwa pikiran dan firasat-firasat buruk sedang menyerangku saat ini. Akan lebih baik sebenarnya bila aku tak pernah bertemu dan mencintai Stefhan, akan lebih baik sebenarnya bila aku hidup di dunia yang sudah kutinggali selama 17 tahun. Akan lebih baik bila aku tak pernah terjebak dalam situasi berbahaya macam apapun yang dapat mengancam nyawaku.
Tapi aku tahu aku tak akan bisa seperti itu. Mencintai Stefhan adalah pilihan. Setakut apapun, seberbahaya apapun keputusanku, itu adalah satu-satunya pilihan. Bersama-sama Stefhan entah sejak kapan menjadi harga mati bagiku. Aku bahkan tak mungkin mengurangi intensitasku untuk bersamanya, untuk memikirkannya. Sudah pernah kucoba beberapa kali—tak pernah ada yang berhasil.
Stefhan terlalu banyak mengambil bagian dalam kehidupanku. Ia terlalu serakah mengambil porsi dan aku tak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya. Aku akan tetap bersamanya, mencintainya, apapun kenyataan-kenyataan baru yang mungkin akan kuhadapi nantinya.
Aku menarik nafas dalam-dalam, dari hitungan 1 sampai 8, sebanyak 5 kali berturut-turut. Pelan-pelan kumatikan keran airnya, menatap kaca dan melatih wajahku sebiasa mungkin, sewajar yang kubisa. Lalu aku membuka pintu, mencari-carinya, kemudian melihatnya terduduk di ujung ranjang, menelungkupkan kedua tangannya yang berpangku pada paha, membungkuk menutupi wajahnya.
Aku menghampirinya pelan-pelan, duduk disampingnya dan membelai pipinya saat ia memalingkan wajah untuk menatapku.
“Aku tak peduli siapa kau ini.” ulangku tegas, kali ini tak ada keraguan sedikitpun didalamnya.
Stefhan memelukku, seerat yang ia bisa namun tetap menjaga agar tak sampai menyakitiku. Ingin sekali aku mengusap-usap punggungnya, mengatakan bahwa tak ada yang harus dicemaskan, semuanya akan baik-baik saja. Namun aku tak punya cukup kekuatan seperti itu. Sebenarnya aku tak pernah punya kekuatan untuk membuat kesan bahwa aku lebih tegar dan kuat dari siapapun.
“Terimakasih telah mendukung keegoisanku.” Suara Stefhan melemah. “Kau terlalu berharga bagiku sekarang ini, Shenia, aku tak sanggup membuang jauh-jauh egoku.”
“Kau tak perlu melakukannya. Karena aku juga sangat ingin bersamamu. Anggap saja itu pilihanku sendiri dan aku sangat memaksamu.”
Stefhan tersenyum dan membelai pipiku. Punggung tangannya begitu halus, begitu membuatku terbuai.
“Boleh aku meminta satu hal saja?”
“Apapun.”
“Jangan pernah berpikir bahwa kau punya cukup alasan untuk meninggalkanku. Aku tak pernah keberatan mengalami sendiri adegan-adegan di film action itu, kau tahu.”
Stefhan tertawa lagi, kali ini tertawa lega. “Sebisa mungkin aku akan selalu menjagamu tetap selamat.” Ia mengedipkan sebelah matanya. 

Surat si kecil Tatiana Hudgeson (jika nanti si naskah lanjutan, TIME[s], memang benar-benar akan ada)

Aku selalu mencintainya. Aku mencintainya sedalam lautan es yang menenggelamkan kapal Titanic, kau tahu. Aku sanggup mencintainya sedalam itu.
Aku sanggup pergi keujung dunia untuk bersamanya, aku sanggup menahan kebencianku pada kapal laut untuk berlayar dengannya. Aku rela tenggelam. Apapun itu dan seburuk apapun resikonya, aku akan menghadapinya.
Seperti orang tolol, memang. Sejak awal aku tahu cintaku timpang. Tak ada seorangpun yang pernah melihat sorot mata penuh cintanya untukkusama sekali berbanding terbalik dengan sorot mataku.
Kalau kau mau tahu, ia hanya pernah satu kali membelikanku bunga, tak pernah mengajakku ke tempat-tempat bagus, atau bahkan dengan sengaja menggenggam tanganku jika kami tidak sedang berjalan dijalan penuh mobil yang kebut-kebutan. Ia bahkan tak pernah menemukan waktu yang tepat untuk dihabiskan bersamaku, tanpa game-game konyol dan film-film basi. Dan bila kami berciuman, yah, semua hal tentang kupu-kupu di perutmu itu? Lupakan saja. Ia bahkan membuka matanya, kau tahu? Siapa yang bisa-bisanya membuka mata saat menciummu, kecuali ia sama sekali tidak sedang merasa berdebar, atau mengagumimu, atau semacamnya saat sedang melakukannya.
Tapi, separah apapun langitku runtuh, aku tetap mencintainya. Aku tetap suka mengoceh tentang hal-hal tak penting di hidupku kepadanya, aku tetap merasa perlu menuangkan segala hal yang sedang kupikirkan. Aku tetap suka menyuarakan khayalan-khayalan konyol tentang kehidupan kami di masa mendatang, walau aku tahu persis ia sama sekali tak menganggapnya lebih penting dari game-game sialan itu. Dan memeluknya, menciumnya? Aku terbiasa melakukannya, dengan atau tanpa reaksi yang baik darinya.
Kalau kau adalah seorang gadis, yang penuh impian dan ingin pangeranmu berdansa denganmu? Yup. Aku juga seperti itu. Bukannya aku tak tahu kalau itu tolol dan benar-benar ketinggalan jamantapi aku juga ingin sesekali berdansa dengan pangeranku, yah, dalam kasus ini artinya pemuda yang kucintai. Tapi? Tentu saja. Sekali lagi lupakan. Aku tahu ia tak akan pernah mengabulkan permintaanku yang satu itu. Ia bukan tipe pemuda yang suka cerita-cerita dongeng Disney, dan benar-benar menolak untuk menyukainya meski hanya sementarameski hanya untukku.
Kau tahu, orang-orang bilang dalam sebuah hubungan, selalu ada seseorang yang cintanya lebih besar dari yang lainnya; aku tahu sudah terlambat berharap kalau orang itu bukanlah aku.
Itulah mengapa kalau aku masih boleh bermimpi, kuharap suatu saat nanti ada seseorang, siapapun itu yang akan menyanyikan When I Was Your Man – Bruno Mars untukku. Sungguh, aku tak keberatan dengan metode apapun. Aku pasti akan menggabruknya dan mengatakan bahwa aku memaafkannya dan aku mencintainya dan terimakasih sudah mau mencintaiku sedalam itu. Tapi sayangnya, kemungkinan hal semacam itu terjadi hampir mendekati nol.
Jadi bisa dibilang, harapanku itu sulit sekali untuk mendekati kenyataan.
Dia pernah mengatakan bahwa ia sudah menyerah dengan segala tuntutan konyolku dan menyuruhku pergi mencari pemuda-pemuda dari negeri dongeng yang kuimpikan. Itu kalimat yang paling menyayat hatiku, ia mengirisnya, memotongnya kecil-kecil dan aku harus capek-capek mengumpulkan serpihan-serpihannya lagi. Tentu saja aku tetap kembali padanya, aku tetap percaya kalau dia memang mencintaiku, hanya saja dengan caranya sendiricara yang tak pernah kubayangkan dan sama sekali tak pernah ada di film-film.
Aku sadar aku membohongi diriku sendiri. Aku dan semua orang yang melihat dari kasat mata tahu kalau tak ada cinta buatku, oke, segala pikiran tentang ia mencintaiku dengan caranya itu hanya ilusi. Ia hanya membutuhkanku saat ia sudah tak punya hal lain untuk dikerjakan, dan mungkin saat dia sedang tak ada teman.
Setelah ini kau pasti masih tak percaya kalau aku masih saja mencintainya. Aku masih saja peduli jam berapa ia makan siang dan sedang apa dia sekarang. Aku benci kelemahanku yang satu ini. Seandainya aku bisa membuang sifat tak tepat sasaranku yang ini, aku bersedia membayar siapapun yang rela memungutnya dengan harga nego.
Tapi aku tak bisa.
Ia sendirilah kelemahanku itu. Aku tak bisa menahan diri untuk tak merindukannya, melihat senyumnya, mendengar suaranya.. aku tak bisa merasa kuat saat ia tak ada. Aku akan membutuhkan morfin dalam jumlah besar. Aku akan membutuhkan perawatan yang lama.

Aku tak sanggup tak mencintai si bodoh ini. Jadi, selanjutnya bagaimana?

Sunday 23 June 2013

Artistik, beautiful! Semoga covernya nanti lebih bagus dari ini :-)


Edited by: Aya Swords

STAY - MILEY CYRUS

Well, it's good to hear your voice
I hope you're doing fine
And if you ever wonder
I'm lonely here tonight

I'm lost here in this moment
And time keeps slipping by
And if I could have just one wish
I'd have you by my side

Oooh
I miss you
Oooh
I need you

And I love you more
Than I did before
And it's a day I don't see your face
Nothing's changed
No one could take your place
It gets harder every day
Said you love me more
Than you did before
And I'm sorry it is this way
But I'm coming home
I'll be coming home
And if you ask me I'll stay
I will stay


While I try to live without you
Tears fall from my eyes
I'm alone and I feel empty
God I'm torn apart inside

I look up at the stars
Hoping you're doing the same
And somehow I feel closer
And I can hear you say

Oooh
I miss you
Oooh
I need you

And I love you more
Than I did before
And it's a day I don't see your face
Nothing's changed
No one could take your place
It gets harder every day
Said you love me more
Than you did before
And I'm sorry it is this way
But I'm coming home
I'll be coming home
And if you ask me I'll stay
I will stay

I will stay
Always stay
I never wanna lose you
And if I had to I would choose you
So stay
Please always stay
You're the one that I hold on to
'Cause my heart would stop without you

And I love you more
Than I did before
And it's a day I don't see your face
Nothing's changed
No one could take your place
It gets harder every day
Said you love me more
Than you did before
And I'm sorry it is this way
But I'm coming home
I'll be coming home
And if you ask me I'll stay
I will stay

Saturday 22 June 2013

LATE POST! Daftar Pemenang #PSA by @grasindo_id periode 2012-2013

Late post banget! Ini daftar pemenang #PSA periode 2012-2013. Karyaku MASK[s] yang mejeng disana inyaAllah akan diterbitkan oleh Grasindo Publisher bulan Agustus 2013 ini. Can't wait! <3


CLICK THIS TO READ MANY GREAT NOVELS HERE FOR FREE! Just Sharing <3

The Most Romantic Song I've Ever Heard, IT WILL RAIN - BRUNO MARS (not including translation, you know why :-P)

If you ever leave me, baby,
Leave some morphine at my door
'Cause it would take a whole lot of medication
To realize what we used to have,
We don't have it anymore.

There's no religion that could save me
No matter how long my knees are on the floor (Ooh)
So keep in mind all the sacrifices I'm makin'
To keep you by my side
To keep you from walkin' out the door.

'Cause there'll be no sunlight
If I lose you, baby
There'll be no clear skies
If I lose you, baby
Just like the clouds
My eyes will do the same, if you walk away
Everyday it'll rain, rain, ra-a-a-ain

I'll never be your mother's favorite
Your daddy can't even look me in the eye
Ooh, if I was in their shoes, I'd be doing the same thing
Sayin' "There goes my little girl
Walkin' with that troublesome guy"

But they're just afraid of something they can't understand
Ooh, but little darlin' watch me change their minds
Yeah for you I'll try, I'll try, I'll try, I'll try
I'll pick up these broken pieces 'til I'm bleeding
If that'll make you mine

'Cause there'll be no sunlight
If I lose you, baby
There'll be no clear skies
If I lose you, baby
Just like the clouds
My eyes will do the same, if you walk away
Everyday it'll rain, rain, ra-a-a-ain

Oh, don't you say (don't you say) goodbye (goodbye),
Don't you say (don't you say) goodbye (goodbye)
I'll pick up these broken pieces 'til I'm bleeding
If that'll make it right

'Cause there'll be no sunlight
If I lose you, baby
There'll be no clear skies
If I lose you, baby
And just like the clouds
My eyes will do the same, if you walk away
Everyday it'll rain, rain, ra-a-a-ain



O-ow :-( GRENADE - BRUNO MARS


Easy come, easy go, that's just how you live
Mudah datang, mudah pergi, begitulah caramu
Oh, take, take, take it all but you never give
oh, kau mengambil semuanya tapi tak pernah memberi
Should've known you was trouble from the first kiss
Harusnya kutahu kau adalah masalah sejak ciuman pertama kita
Had your eyes wide open, why were they open?
Matamu terbuka, kenapa begitu?

I
Gave you all I had and you tossed it in the trash
Tlah kuberikan segalanya dan kau buang begitu saja ke tempat sampah
You tossed it in the trash, you did
Kau buang ke tempat sampah, kau melakukannya
To give me all your love is all I ever asked
Yang kuminta hanyalah berikan seluruh cintamu padaku
'Cause what you don't understand is
Karena yang tak kau mengerti adalah

II
I'd catch a grenade for ya
Kan kutangkap granat demi dirimu
Throw my hand on a blade for ya
Kan kuhempaskan tanganku ke belati demi dirimu
I'd jump in front of a train for ya
Rela kulemparkan diriku ke depan kereta demi dirimu
You know I'd do anything for ya
Kau tahu kan kulakukan segalanya demi dirimu

III
I would go through all this pain
'Kan kutahankan semua luka ini
Take a bullet straight through my brain
Hujamkanlah peluru di otakku
Yes, I would die for you, baby
Ya, aku bersedia mati untukmu, sayangku
But you won't do the same
tapi kau tak kan melakukan hal yang sama
No, no, no, no

Black, black, black and blue, beat me 'til I'm numb
Sampai memar seluruh tubuhku, pukuli aku sampai mati rasa
Tell the devil I said 'hey' when you get back to where you're from
Sampaikan salamku pada iblis saat kau kembali ke tempat asalmu
Mad woman, bad woman, that's just what you are, yeah
Perempuan gila, perempuan nakal, itulah dirimu, yeah
You'll smile in my face then rip the brakes out my car
Kau 'kan tersenyum di depanku lalu memotong rem mobilku

Back to I, II, III

If my body was on fire
Jika tubuhku terbakar
Ooh, you'd watch me burn down in flames
Ooh, kau 'kan melihatku terbakar dalam bara
You said you loved me, you're a liar
Kau bilang kau mencintaiku, kau pembohong
'Cause you never, ever, ever did, baby
Karna kau tak pernah membuktikannya, kasih

But darling,
Back to II (first line, I'd still catch a grenade for ya), III

No, you won't do the same
Tidak, kau takkan mau melakukan hal yang sama
You wouldn't do the same
Kau takkan mau melakukan hal yang sama
Ooh, you never do the same
Ooh, kau tak pernah melakukan hal yang sama
No, no, no, no

(See this also!) WHEN I WAS YOUR MAN - BRUNO MARS

 Same bed
Ranjang yang sama

But it feels just a little bit bigger now
Tapi kini terasa lebih lega

Our song on the radio
Lagu kita diputar di radio

But it don’t sound the same
Tapi tak terdengar sama

When our friends talk about you
Saat teman-teman kita membicarakanmu

All it does is just tear me down
Semua itu hanya menyakitiku

Cause my heart breaks a little
Karena hatiku hancur

When I hear your name
Saat kudengar namamu

It all just sound like uh, uh, uh
Semua itu hanya terdengar uh, uh, uh


CHORUS
Hmmm too young, to dumb to realize
Hmmm terlalu muda, terlalu bodoh tuk sadari

That I should have bought you flowers and held your hand
Bahwa dulu harusnya aku membelikanmu bunga dan kugenggam tanganmu

Should have given all my hours when I had the chance
Harusnya kuberikan seluruh waktuku saat ada kesempatan

Take you to every party
Mengajakmu ke setiap pesta

Cause all you wanted to do was dance
Karena yang ingin kau lakukan hanyalah berdansa

Now my baby is dancing,
Kini kekasihku sedang berdansa,

But she’s dancing with another man
Tapi dia berdansa dengan pria lain


My pride, my ego, my needs and my selfish ways
Kesombonganku, egoku, kebutuhanku dan keegoisanku

Caused a good strong woman like you to walk out my life
Membuat perempuan kuat sebaik dirimu pergi dari hidupku

Now I'll never, never get to clean out the mess I’m in
Kini aku takkan pernah bisa bereskan kekacauan ini

And it haunts me every time I close my eyes
Dan semua ini hantuiku tiap kali kupejamkan mata

It all just sounds like uh, uh, uh, uh
Semua itu hanya terdengar uh, uh, uh, uh


CHORUS

Although it hurts
Meski sakit rasanya

I’ll be the first to say that I was wrong
Aku yang kan pertama akui bahwa aku salah

Oh, I know I’m probably much too late
Oh, aku tahu mungkin terlalu terlambat bagiku

To try and apologize for my mistakes
Tuk mencoba dan minta maaf atas salahku

But I just want you to know
Tapi aku hanya ingin kau tahu

I hope he buys you flowers,
Kuharap dia membelikanmu bunga,

I hope he holds yours hands
Kuharap dia menggenggam tanganmu

Give you all his hours when he has the chance
Memberimu seluruh waktunya saat ada kesempatan

Take you to every party
Mengajakmu ke semua pesta

Cause I remember how much you loved to dance
Karena kuingat betapa kau senang berdansa

Do all the things I should have done
Lakukan segala yang harusnya dulu kulakukan

When I was your man!
Saat aku masih jadi kekasihmu